Bukankah kata rumah diperuntukkan bagi tempat yang
menyimpan kenyamanan di dalamnya, menyuguhkan kehangatan di setiap sudutnya,
juga menjadi tempat untuk kembali? Apabila tinggal di suatu tempat, namun
keberadaan kita tak pernah dihargai, tak dianggap, apakah pantas tempat itu
disebut rumah? Apakah rumah berarti selalu memberikan kesedihan, rasa tertekan
dan menyibakkan kata putus asa pada kehidupan? Bukankah itu lebih layak disebut
dengan neraka? Setidaknya itulah yang dikatakan oleh orang-orang yang pernah
mampir dalam kehidupanku. Aku sendiri tak mengerti dengan jelas, apa itu rumah?
Bagaimana rasa nyaman yang ada didalamnya? Dan apakah kehangatan itu nyata? Dan
tempat kembali? Ah, aku rasa aku telah kehilangan tempat asalku. Rumahku
bukanlah rumah. Tanpa kehangatan, tanpa kenyamanan, hanya ada kesengsaraan,
keputusasaan, dan kesedihan yang tak kunjung hilang.
