Tik tok tik tok tik tok... Suara itu memecah keheningan
malam, menghantarkan suasana yang membuat bulu kudukku bergidik. Pukul 12
tepat, dan aku belum juga memejamkan mata. Dengan keberadaanku yang seorang
diri dalam rumah yang mencekam ini, rasa takut mulai menggelayut merdu
menghambat perjalananku menuju alam mimpi. Akh, kenapa Nurul harus pergi
menginap
di rumah temannya dan meninggalkanku
di rumah ini seorang diri? Ditambah lagi suasana dingin setelah hujan yang
mengguyur Kota Jakarta seharian ini. Heningnya membuat malam semakin mencekam.
Benar-benar sunyi dan dingin.
Minggu, 28 Desember 2014
Sabtu, 20 Desember 2014
The Death's Soul
Elizabeth, nama gadis itu, termenung seorang diri dalam
ruangan pengap karna tak setitikpun cahaya dibiarkannya masuk. Tak sepatah
katapun terdengar. Hanya kebisuan dan kesepian yang mengelilingi ruangan itu.
Kesendirian telah merengkuhnya begitu lama. Semenjak Nayla, adiknya yang sangat
ia sayangi meninggalkannya dan tak pernah kembali lagi. Orang tuanya pun tak
pernah lagi berbicara padanya. Mereka sangat terpukul dan masih belum bisa
menerima kenyataan. Kejadiannya begitu singkat. Ketika itu Eliza dan Nayla yang
saat itu masih kecil, bermain bola dengan riangnya di depan rumah mereka.
Karena Eliza terlalu kencang memukul bola, bola itu menggelinding ke jalanan.
Alhasil, Naylapun mengambilnya. Naas, tanpa diduga dari arah kanan sebuah mobil
melaju dengan kencang...
Senin, 10 November 2014
Hujan
Ingin kurasakan aroma hujan
Di tengah hangatnya kebahagiaan
Menyentuh lembut setiap titik yang
mengalir
Dekap sejuk pada rasa yang takkan
lenyap
Sabtu, 08 November 2014
Kisah Rindu
Gerimis sore ini
Hantarkanku pada tangisan yang kian
meronta
Membasahi relungku dengan titisan rindu
yang bergemuruh
Daun-daun kering menari-nari tertiup
angin dingin
Seakan menyambut kedatangan sepi yang tak
terduga
Rabu, 05 November 2014
Sajakmu dalam Sajakku
Biar kureguk setiap puisi yang kau cipta
Mencari makna dari setiap bongkahan kata
Mengharap aku ada didalamya
Turut meyulam diksi-diksi yang kau rajut
Jumat, 17 Oktober 2014
Sajak Rindu
Ada yang bersenandung pada dawai tanpa
nada
Ada pula yang bercengkerama dengan bayang
hitam
Cemarkan deru angin, penuhi panggung
senja
Ubah warna juga rupa
Sabtu, 12 Juli 2014
Sabtu, 28 Juni 2014
Bukan
Jangan kau
teteskan bening airmatamu
Untuk aku yang
hina ini
Jangan kau
sia-siakan waktu berhargamu
Untuk memikirkan
aku yang dusta
Jumat, 20 Juni 2014
Kenangan Tentangmu
Berawal dari
senja
Berakhir pada
malam
Saat angin
balutkan damainya
Berdesir pada
jiwa yang rapuh
Selasa, 17 Juni 2014
Titik Hitam
Tengoklah ruang
hampa dalam hati
Tidakkah kau
perhatikan satu titik hitam
Titik yang
membuat warna putih tak lagi bersih
Cemari rasa yang
selama ini ku jaga
Minggu, 15 Juni 2014
Dalam Ruang Hampa
Yang ada hanya
ragu
Di antara
dinding-dinding yang berdiri kokoh di sekelilingku
Tak ada celah
Tak ada jalan
keluar
Sebentar Saja
Kita biarkan
hening
Sebentar saja
Biar ku rasakan
hangat malam dalam dekapmu
Tanpa suara,
tanpa kata
Hanya hati yang
bercengkerama
Malam
Biarkan malam
menjerit
Hadirkan nada
yang kelabu
Mengutus sepi
dalam hening
Mengalir cipta
sesakkan dada
Puisi
Dari puisi-puisi
mu
Dapat kureguk
setiap makna
Mendenyut nadi
bertepiskan asa
Menyebarkan
gairah pada setiap senandung yang kau cipta
Dunia Hampa
Aku melihat
mulutmu bergerak
Namun tak dapat
ku dengar kata yang terucap
Suara – suara
seperti mati dalam duniaku
Semua menjadi
tiada
Aku Ada
Akan ada waktu
Ketika aku tak
lagi di sampingmu
Meninggalkan
jejak tanpa kau tahu kemana arahnya
Menghilang tanpa
kau sadari bahwa aku tak sepenuhnya pergi
Jumat, 13 Juni 2014
Hujan
Aku jatuh cinta
pada hujan
Bukan karna
aromanya yang sejuk
Namun karna
rintiknya yang mampu tutupi airmataku
Serta redamkan
suara tangis yang penuhi ruang hampa dalam diriku
Ungkapan Rasa
Malam ceritakan
padaku
Melalui nada
sumbang yang dialirkan oleh angin sendu
Tentang hati
yang merindu
Dan hati yang
mencinta
Rabu, 11 Juni 2014
Perahu Kertas
Dalam lipatan
ini,
Diatas kertas
yang telah ternoda tinta merah
Kulukiskan
segenap rasa dan asa yang tak sempat terucap
Mengalirkannya
pada sungai tak bertepi
Membawanya pada
laut luas yang tak mampu kuarungi
Kamis, 15 Mei 2014
Sebuah Janji
Senja di ufuk barat memancarkan corak indah pada kilau langit. Menghantarkan senandung-senandung merdu dalam setiap hembusan angin. Nada-nada gemulai yang diciptakan oleh dawai syahdu mampu menghangatkan jiwa. Namun tidak bagi dua anak kecil yang sedang duduk menikmati senja dengan wajah sendunya.
“Apa kau akan melupakanku?” Tanya seorang anak perempuan cantik berumur 7 tahun.
Langganan:
Komentar (Atom)

